Jumat, 17 Mei 2013

Perjuangan Hasan al-Banna Dalam Mewujudkan Persatuan Sunni Syiah


As-Syahid Hasan al-Banna (semoga Allah Swt merahmatinya) adalah salah satu tokoh yang memiliki peran besar dalam mendirikan “Lembaga Pendekatan Antar Mazhab Islam” (Dâr at-Taqrîb Baina al-Madzâhib al-Islâmiyah). Ia bersama dengan para tokoh dan ulama termuka lainnya, yang diantaranya ialah:• Ustadz Muhammad Ali Basha.• Syekh Abdul Majid Salim (Syekh Al-Azhar).• Haj Amin Husaini (Mufti Palestina). • Syekh Muhammad Abdul Fattah ‘Anany (anggota” dewan Kibar al-Ulama dan tokoh pengikut mazhab Maliki).
• Syekh Isa Manun (anggota” dewan Kibar al-Ulama dan tokoh mazhab Syafi’i).
• Syekh Mahmoud Syaltut (Syekh Al-Azhar dan salah satu ulama terkemuka mazhab Hanafi).
• Syekh Muhammad Taqi Qommi (salah satu ulama terkemuka mazhab Syi’ah Imamiyah).
• Syekh Abdul Wahhab Khalaf (Salah satu ulama besar konservatif kontemporer)
• Syekh Ali Khafif (Syekh Al-Azhar).
• Syekh Ali bin Ismail Muayad (ulama mazhab Syi’ah Zaidiyah).
• Syekh Muhammad Abdul Lathif Subki ( guru besar Al-Azhar dari mazhab Hanbali).
• Syekh Mohammad Mohammad Madany (seorang ruhaniawan terkemuka).
• Syekh Mohammad Husein Kasyif la-Ghita’ (marja’ taklid kota Najaf Asyraf).
• Sayyid Hibatuddin Syahrustani (ulama dari kota Kadzimain).
• Allamah Abdul Husain Syarafuddin (ulama Syiah terkemuka).
Kehadiran figur Syahid Hasan al-Banna di sisi para ulama dan tokoh terkemuka dunia Islam ini, menggambarkan akan keberanian dan idenya yang cemerlang terutama seputar pendekatan antar mazhab, ide yang sejalan dengan misi dan tujuan ikatan yang dibentuk oleh para tokoh tersebut, dimana dalam pasal kedua anggaran dasar ikatan para ulama ini –sekaitan dengan misi dan tujuan- tercantum beberapa draf berikut:
1. Upaya dalam membangun asas kesatuan dan solidaritas antara pelbagai mazhab Islam, hal ini dapat direalisasikan karena dalam pandangan masing-masing mazhab tidak terdapat perbedaan menyangkut prinsip umum agama Islam yang menjadi batas pemisah antar kaum Muslimin dan pengikut masing-masing mazhab.
2. Publikasi dan penyebaran akidah, hukum dan undang-undang universal Islam dalam berbagai bahasa serta menjelaskan perkara-perkara yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam tatanan praktis.
3. Upaya dalam menyelesaikan perselisihan dan konflik nasional atau sektarian antara kaum Muslimin dan mengupayakan pendekatan serta solidaritas di antara mereka.
Kendati Imam Hasan al-Banna tidak termaksud ulama al-Azhar, akan tetapi, ia memiliki jiwa revolusioner yang tinggi dan pengaruh yang besar terhadap para ulama lainnya. Besar pengaruh ulama karismatik ini dapat kita saksikan dalam ucapan seorang ulama dan tokoh persatuan seperti Syekh Muhammad Taqi Qommi.
Saat Syekh Taqi Qommi berbicara mengenai Hasan al-Banna, dirinya tampak bersemangat seakan semangat al-Banna telah marasuki jiwanya. Dengan kalimat panjang ia menuliskan:
“Hasan al-Banna bukanlah ulama al-Azhar, ia pun tidak memiliki ikatan khusus dengan para Syekh al-Azhar, akan tetapi, semangat, tekad, pengabdian, cita-cita mulia dan keikhlasan dirinya, telah menjadikannya bagaikan gunung yang kokoh. Dengan kriteria yang agung ini, ia mampu terjun di kalangan muda akademisi dan menebarkan pengaruhnya dalam jiwa mereka. Ia berhasil mencetak generasi yang bertakwa, pejuang, berjiwa bersih, mengenal budaya Islam dan memiliki kesadaran tinggi. Dengan tetap fokus kepada tujuan utama perjuangannya dalam mengembalikan umat Islam kepada kejayaan masa lalu –yang menjadi tujuan hidupnya-, ia senantiasa memikirkan permasalahan persatuan dan pendekatan antar mazhab. Semangatnya ini telah mempengaruhi jiwa kelompok Ikhwanul Muslimin sebuah organisasi besar Islam yang ia dirikan, dan hingga saat ini pun pengaruh ini masih dapat kita saksikan. Terlebih kelompok terdahulu dari mereka yang selalu menjauhi fanatisme mazhab dan menjalin ikatan dengan kelompok Islam lainnya dengan berdasarkan prinsip Islam dan bukan mazhab, serta tidak mempermasalahkan perbedaan-perbedaan antara kelompok dan mazhab kaum Muslimin. Kelompok inil, adalah kelompok Ikhwanul Muslimin[1].
DR. Muhammad Ali Adzarshab mengatakan bahwa Syekh Hasan al-Banna pendiri gerakan Ikhwanul Muslimin sangat mementingkan gerakan taqrib (pendekatan antar mazhab). Adzarshab menuliskan: “Pada hari-hari menjelang didirikannya Lembaga Pendekatan Antar Mazhab, para tokoh lembaga ini di antaranya Ayatullah Muhammad Taqi Qommi –sebagai pendiri lembaga tersebut- sedang memikirkan nama apakah yang layak untuk lembaga tersebut. Apakah dengan mengunakan istilah persatuan, solidaritas atau pun persaudaraan. Pada saat itu, Syekh Hasan al-Banna menyarankan untuk memberi nama taqrib (pendekatan), dengan alasan bahwa nama ini lebih sesuai dengan tujuan-tujuan lembaga tersebut dibanding dengan nama atau istilah lainnya. Akhirnya lembaga ini pun dinamakan dengan nama taqrib sesuai dengan pendapat pejuangan besar ini.
Surat Kabar “Hasan Al-Banna” Media Pendekatan Antar Mazhab
Dalam isi surat kabar yang dirilisnya, tampak Syekh Hasan al-Banna sangat mementingkan permasalahan persatuan antara Sunnah dan Syi’ah. Ia tidak segan-segan -dengan bekerjasama dengan lembaga Darul al-Taqrib- berupaya untuk menyampaikan pesan persatuan kepada para ulama bahkan kepada penguasa kerajaan Saudi saat itu, dimana pada saat itu, berbicara mengenai persatuan Sunnah dan Syiah merupakan perkara yang dilarang di negeri itu. Berkaitan dengan masalah ini, Ayatulah Muhammad Taqi Qommi menuliskan:
Setelah peristiwa eksekusi Sayid Abu Thalib Yazdi di negeri Hijaz (yang saat ini berubah nama menjadi Saudi Arabia), untuk beberapa tahun, pemberangkatan jamaah haji Iran sempat terhenti, meskipun setelah itu mereka kembali diizinkan untuk menunaikan ibadah Haji. Dalam upaya meminimalisir kesalahpahaman umat Islam terhadap mazhab Syi’ah, terutama setelah propaganda negatif terhadap Syi’ah paska persitiwa eksekusi Sayyid Yazdi dan pelarangan haji bagi masyarakat muslim Iran, lembaga “Dar at-Taqrib” menerbitkan panduan manasik haji berdasarkan pandangan lima mazhab, yaitu empat mazhab Ahlu Sunnah beserta mazhab Syi’ah Imamiyah.
Buku manasik haji yang diterbitkan ini, secara jelas mengungkapkan banyaknya kesamaan dalam amalan dan manasik haji yang diyakini mazhab Ahlu Sunnah dan Syiah. Dikarenakan muatannya ini, pemerintah Saudi pun secara tegas melarang masuknya buku ini ke wilayah Saudi. Pada saat inilah, Syekh Hasan al-Banna menemukan solusi agar materi yang dimuat dalam kitab tersebut dapat dibaca oleh kaum Muslimin yang menunaikan Ibadah Haji. Dengan kecerdasannya, ia memuat seluruh materi manasik haji dalam buku itu dalam korannya dan mencetaknya dangan skala besar dan kemudian pada musim haji, ia mengirimnya ke Saudi Arabia dan membagikannya kepada para jamaah haji.
Upaya yang dilakukan Hasan al-Banna ini memiliki pengaruh positif yang luar biasa di kalangan kaum Muslimin [sehingga menjadi salah satu faktor yang mendorong para pejabat Saudi untuk menarik kembali pelarangan haji atas masyarakat muslim Iran]. Pada tahun itu pula, Syekh al-Banna pergi menunaikan ibadah haji dan di tanah suci umat Islam ini, ia mengadakan pertemuan dengan seorang ulama Syi’ah Ayatullah Abu Qasim Kashani, pemimpin Gerakan Nasionalisasi Minyak Iran[2].
Allamah Sayid Hadi Khosrow Shahi mengkonfirmasikan kepada saya (penulis) bahwa sebagian ulama besar Iran memandang statement Syekh Hasan al-Banna dengan penuh pujian. Ia (Allamah Hadi Khosrow) dalam pada tahun 1375 H.Q. menghadiri majlis Ayatullah Sayid Ridha Sadr (salah satu ulama besar Syiah) dan mendengar ceramah beliau seputar peran ibadah haji dalam kehidupan sosial dan persatuan umat Islam. Dalam ceramah ini, beliau mengungkapkan peran besar Hasan al-Banna dalam banyak permasalahan, terutama dalam perjalanan dan statemennya pada musim haji, dalam memperkenalkan masyarakat Muslim Mesir akan ideologi mazhab Syi’ah yang sebenarnya, meredam penyebaran isu-isu anti-syiah dan mengeluarkan pernyataan akan keislaman para pengikut Syi’ah. Pada saat itu, Ayatullah Sadr menekankan kepada para hadirin dan mengatakan: “Kaliah harus mengenal kepribadian Syekh Hasan al-Banna, beliau adalah pahlawan yang pemberani dan pemimpin abadi dunia Islam dari kelompok Ikhwanul Muslimin[3].”
Di saat di dunia Islam sedang tersebar kebencian terhadap mazhab Syi’ah bahkan sedang gencar-gencarnyanya tuduhan kafir dan fasik terhadap para pengikut mazhab Ahlul Bait as ini, Syekh hasan al-Banna berjuang keras melakukan berbagai pendekatan dengan menunjukkan berbagai kesamaan antara akidah Syiah dengan akidah Ahlu Sunnah. Sungguh, sebuah perjuangan dan upaya yang mengekspresikan jiwa pemberani beliau.
Semangat “pendekatan antar mazhab” ini terus bergulir dalam prinsip gerakan Ikhwanul Muslimin, dan hari demi hari terus melebarkan pengaruhnya di dunia Islam. Salah satu prinsip dalam gerakan Islam ini, ialah menjauhi segala bentuk konflik sektarian dan perselisihan mazhab[4].
Ikhwanul Muslimin senantiasa konsisten dalam esensi keislamannya, gerakan ini adalah gerakan lintas mazhab yang tidak membatasi diri pada mazhab tertentu, yang selalu menghindari perselisihan parsial antar mazhab dan mengingatkan kaum Muslimin akan permasalahan penting ini. Di mata para tokoh gerakan ini, perselisihan pendapat antara para ulama Islam merupakan faktor yang dapat mengembangkan wacana pemikiran dunia Islam dan memajukan kaum Muslimin, terutama dalam aspek fleksibilitas dan dinamisme agama Islam serta praktek ijtihad[5].
Misi persatuan ini pun terus dilanjutkan oleh para peminmpin Ikhwanul Muslimin setelah Syekh al-Banna, salah satunya adalah almarhum Syekh Musthafa Masyhur. Ia pernah mengirimkan pesan ukhuwahnya kepada Ayatullah Khosrow Shahi. Dalam suratnya ini ia menuliskan:
Sejak semula didirikan oleh pemimpin besar, Imam Hasan al-Banna, Ikhwanul Muslimin, dengan mengesampingkan segala perselisihan antar mazhab dan kecenderungan atas pandangan aliran tertentu, senantiasa mengajak seluruh kaum Muslimin kepada persatuan umat, karena perpecahan dan perselisihan antar umat Islam akan menjadikan mereka hina dan lemah di hadapan musuh.
Allah Swt pun berfirman: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai”, dalam ayat lain, “Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat”
Fondasi ide persatuan umat dan seruan yang dilakukan Ikhwanul Muslimin ini, bertumpu pada sikap saling mengerti dan prinsip syariat. Kitab suci al-Quran dan sunah Nabawi merupakan dua sumber utama undang-undang agama Islam. Kami tidak akan mengkafirkan setiap Muslim yang mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengamalkan kandungannya, selama ia tidak melakukan perbuatan kufur. Selain itu, kami akan selalu mempraktekkan syiar yang populer dan dikenal sebagai prinsip emas yang berbunyi: “Saling kerjasama dalam masalah-masalah yang disepakati dan menolelir perbedaan pandangan”. Makna prinsip ini sangatlah jelas, tentunya kesamaan pandangan umumnya terletak dalam prinsip-prisip agama, adapun perbedaan terletak dalam furu’ atau cabang agama.
Imam Syahid Hasan al-Banna (semoga Allah Swt merahmatinya), baik dalam ucapan dan prilaku beliau, secara sempurna menyadari dan menekankan akan masalah ini. Saya pribadi menyaksikan foto beliau yang diambil pada tahun 1325 H.Q. Dalam foto tersebut tampak beliau sedang mengadakan pertemuan di “Lembaga Pendekatan Antar Mazhab Islam” bersama para ulama besar lainnya, diantaranya ialah: Syekh Abdul Majid Salim (Syekh al-Azhar masa itu), Mufti Palestina Syekh Amin Husaini, Ayatullah Muhammad Taqi Qommi dan beberapa ulama lainnya. Hubungan baik antara Ikhwanul Muslimin dan para pengikut Syi’ah di Iran dan negara lainnya, semenjak dekade lima puluhan abad ini (abad 20 Masihi) dan paska kemenagan revolusi Islam Iran, sebuah realita yang menjadi saksi akan hal ini.
Kaum Muslimin pada masa ini, lebih membutuhkan kepada persatuan dan solidaritas di banding dengan masa-masa sebelumnya. Cukup sudah, masa dimana perpecahan kaum Muslimin telah menambah kekuatan kepada musuh hingga mampu menundukan mereka (umat Islam).
Perbedaan antara Ahlu Sunnah dan Syiah Zaidiyah maupun Imamiyah hanya sebatas dalam sebagian cabang agama. Mereka (pengikut Syiah) mengucapakan dua kalimat syahadat “Tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah” dan menyakini bahwa al-Quran sebagai sumber pertama syariat Islam dan sunah Nabawi sebagai sumber kedua dan [saat shalat] menghadap kepada kiblat yang sama. Agama bukanlah alat permainan masyarakat umum (awam), saat ini telah tiba masanya untuk meredam fitnah dan memadamkan kobaran apinya.
Tertanda: Musthafa Masyhur, 27 Rajab 1423 H.Q. – Kairo
Semangat pendekatan antar mazhab tetap terjaga sehingga kita dapat merasakannya di seluruh tulisan para ulama terkemuka seperti Syekh Ghazali, Syekh Hasan Hudhayyi, Syekh Umar Talmasani, Sayyid Quthub, Syekh Turabi, Syekh Muhammad Hamid Abu Nashr, Syekh Ma’mun Hudhaibi, Syekh Allamah Qaradhawi, Ustadz Muhammad Mahdi ‘Akif dan para ulama lainnya.
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa semangat persatuan ini merupakan salah satu faktor terpenting keberhasilan revolusi Islam di Iran yang dipimpin oleh Imam Khomaini, yang tentunya berbicara mengenai hal ini akan memakan waktu yang panjang.
Dari semua ini dapat disimpulkan bahwa sikap obyektif dan jauh dari fanatisme mazhab merupakan kriteria yang paling menonjol yang dimiliki oleh [para tokoh dan anggota] gerakan Ikhwanul Muslimin. Ustazd Muhammad Abdul Halim dalam penelitiannya mengenai gerakan ini menuliskan: “Di antara prestasi terbesar yang diraih oleh kelompok Ikhwanul Muslimin adalah penjagaan dan arahan yang mereka lakukan atas pemikiran Islam tanpa terjerumus kepada penyimpangan, terbawa isu yang menyebar di masyarakat umum dan terjebak pada kondisi yang sulit[6].
Ungkapan ini dapat kita rasakan dalam banyak tulisan para tokoh Ikhwanul Muslimin. Dibandingkan dengan para ulama lainnya, mereka pun lebih banyak merujuk kepada kitab-kitab yang diakui dalam pandangan Syi’ah, seperti kitab Nahjul Balaghah –yang memuat khutbah-khutbah dan mutiara hikmah Imam Ali as yang dikumpulkan oleh Syarif Radhi-. Sebagai contoh, Ustadz Abdul Hamid saat mengomentari perintah Imam Ali as yang ditujukan kepada Malik Asytar dan pengangkatannya sebagai gubernur Mesir, ia menuliskan: “Surat ini merupakan salah satu dokumen bersejarah, ia bagaikan harta karun yang langka yang hingga saat ini belum pernah terlintas di benak para ulama maupun para ahli, kebijakan yang menyerupai atau mirip dengan dokumen tersebut[7].”
Tidak diragukan lagi, ungkapan adalah sebuah kebenaran.
Sikap dan pandangan para tokoh Ikhwanul Muslimin ini terilhami dari kebijakan-kebijakan Imam Hasan al-Banna terutama seruan-seruannya untuk merangkul seluruh kelompok dan golongan umat Islam. Dalam misinya ini, ia menghadapi berbagai tantangan berat terutama dari kelompok Salafi fanatik dan Sufi ekstrim. Semua ini ia alami karena ia telah menempuh jalan tengah dan realistis.
Di pertengahan dekade tiga puluhan, Syekh al-Banna menulis sebuah makalah yang dimuat dalam majalah Ikhwanul Muslimin, dalam makalah tersebut ia menggambar sebuah persegi empat dan di keempat segi tersebut ke arah dalam, ia menuliskan:
لااله الا الله ، محمدا رسول الله
Dan di bagian tengahnya pun ia menggambar sebuah segi empat kecil yang di dalamnya tertuliskan:
لااله الا الله محمد رسول الله
لا لا
اله اله
الا الا
الله الله
محمد محمد
رسول رسول
الله الله
لااله الا الله محمدا رسول الله
Setelah itu, Syekh al-Banna menuliskan:
“Saudara-saudara yang mengkritik sikap kami, seruan mereka hanya terbatas pada makna yang terkandung dalam segi empat kecil yang berada di tengah, yakni mereka hanya akan menerima kelompok yang memiliki ideologi yang sesuai dan benar –secara sempurna- menurut penilaian akidah mereka. Akan tetapi, jumlah mereka hanya sedikit. Adapun seruan [persatuan] kami tertuju kepada seluruh yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad Saw adalah utusan Allah Swt, meskipun menurut keyakinan kami, terdapat problem dalam sebagian ideologi mereka. Kami menyerukan agar di antara setiap golongan dan mazhab Islam terjalin ikatan persaudaraan dalam rangka mewujudkan kembali kejayaan dan kemuliaan Islam. Reruan yang tidak terdapat syarat di dalamnya kecuali ucapan dua kalimat syahadat, dimana dua kalimat syahadat ini mencakup seluruh kaum muslimin dengan berbagai derajat keimanan dan amalan mereka terhadap ajaran-ajaran Islam.
Tidak diragukan lagi, Syekh al-Banna memandang bahwa sikap yang dilakukan ini merupakan jalan untuk memberi hidayah dan diterapkannnya ajaran Islam –secara sempurna- di tengah-tengah masyarakat. Dalam pandangannya, pintu untuk berdialog secara damai dan ilmiah dalam pelbagai permasalahan fiqih, ushul, akidah dan sejarah tidak pernah tertutup. Seluruh permasalahan ini dapat diterima dan ditolelir dalam lingkaran dua kalimat syahadat dan keimanan kepada rukun-rukun iman dan Islam[8].
Semoga Allah Swt membalas segala amal baik yang ia lakukan ini dengan pahala yang agung! Sekali lagi kami ucapkan salam kepada ruh beliau, kami akan meneruskan misi beliau dan mengajak kepada seluruh umat Islam agar bersama-sama berupaya dalam mewujudkan persatuan Islam, karena tanpa upaya kita semua, persatuan antar umat Islam tidak akan pernah terealisasi dan akibatnya kita pun tidak akan memiliki keutamaan-keutamaan yang disebutkan al-Quran bagi umat pembawa kitab suci ini.
Oleh: Ayatullah Muhammad Ali Taskhiri
[1] DR. Muhammad Ali Adzar Shab: Parwandeh Taqrîb bainal madzâhib, Hal. 137.
[2] Ibid, hlm. 138.
[3] Referensi ada pada penulis.
[4] Sukhanrânihâye Syekh Hasan al-Banna, hlm. 18-20.
[5] Da’watunâ, hlm: 292.
[6] Al-Ikhwân al-Muslimîn Ru’yatu min ad-Dakhil, Jld. 3, hlm. 581.
[7] Ibid, hlm. 292.
[8] Ibid, jld. 2, hlm. 355.
Gerakan Pendekatan Mazhab-Mazhab Islam di Mesir merupakan sebuah gerakan budaya yang menunjukkan sejauhmana tingkat keberagaman, intelektual, akidah, sejarah dan fikih umat Islam. Tentu saja usaha tersebut menemui berbagai rintangan sosial-politik dan tipu daya musuh-musuh Islam.Gerakan Pendekatan Mazhab Islam sangat efektif dalam mendekatkan pemikiran-pemikiran setiap mazhab dan menciptakan unsur kebersamaan di dalamnya. Tak diragukan lagi bahwa gerakan tersebut juga dapat menyingkirkan sikap saling mengkafirkan pada diri setiap Muslim terhadap sesama saudaranya. Tentu saja usaha tersebut menemui berbagai rintangan sosial-politik dan tipu daya musuh-musuh Islam.  Adalah sangat disayangkan bahwa siasat musuh dalam menciptakan perpecahan dan perselisihan antara Muslimin yang tujuannya adalah terwujudnya instabilitas politik dan kerusuhan tampak berjalan dengan lancar. Tipu muslihat ini terfokus pada usaha untuk mengungkit kembali permasalahan-permasalah sejarah yang sensitif, sehingga umat Islam yang seharusnya bekerja sama menghadapi masalah-masalah besar yang sedang menimpa mereka di masa ini, justru saling berkelahi seputar sejarah dan masa lalu.
Permasalahan ini begitu dahsyatnya sampai-sampai satu sama lain dengan mudah membubuhkan stempel “kafir”, padahal perbedaan mereka hanya berkisar pada furu’uddin (cabang-cabang agama). Mereka beranggapan bahwa perbedaan dalam furu’ berkaitan dengan ikhtilaf dalam ushul (prinsip-prinsip agama). Akhirnya, mereka mengeluarkan fatwa kafirnya pengikut mazhab lain dan orang-orang yang tidak sepaham atau berbeda ijtihad dengan mereka. Sebagian dari mufti-mufti (para pemberi fatwa) ini berkeyakinan bahwa orang-orang kafir non-Muslim jauh lebih baik daripada orang-orang Islam yang berbeda pemikiran dengan mereka. Mereka bersikap seperti orang-orang Yahudi Madinah yang menilai kaum Muslimin dengan berkata kepada kaum musyrik: “Kalian lebih mendapatkan hidayah daripada umat Muhammad.”
Semenjak gagalnya gerakan pendekatan ini kondisi Muslimin semakin memburuk. Mereka tidak saling dekat, bahkan hubungan antara satu mazhab dan mazhab yang lain bagaikan hubungan satu agama dan agama lainnya dimana di antara keduanya terletak jurang pemisah yang dalam. Hingga saat ini musuh-musuh Islam sedang melancarkan aksinya untuk menciptakan jurang-jurang pemisah antara umat Islam, bahkan antara penganut satu mazhab sekalipun.
Umat Islam dewasa ini masih juga menyandang predikat obyek penderita/lemah, baik yang di barat maupun di timur, di selatan maupun di utara. Dengan mata telanjang kita dapat menyaksikan pemandangan pahit ini. Umat Islam yang dulunya adalah umat yang paling besar dan berwibawa daripada umat-umat lainnya, kini sedang mengalami kondisi yang tidak sepatutnya dialami.
Mengapa keterpurukan ini begitu mengakar pada diri kita sehingga kita menjadi umat yang lemah, khususnya di hadapan negara-negara adidaya? Mengapa kita tidak saling memahami kondisi internal kita yang runtuh dan berpecah belah? Dan yang lebih utama dari itu semua adalah, mengapa kita tidak bangkit untuk mencari titik keterpurukan—yang membuat kita lemah dan dilemahkan—ini sehingga kita dapat mengatasinya? Memang benar yang melemahkan kita adalah negara-negara adidaya; namun siapa yang membuat diri kita lemah di hadapan mereka?
Masalah berikutnya, apakah diri kita siap untuk mengakui kebenaran segala yang benar, sehingga dengan demikian kita dapat menujukkan keseriusan dalam berusaha keluar dari jeratan malapetaka ini?
Pertanyaan yang lain adalah, rencana dan program apa saja yang harus kita jalankan untuk menyelesaikan masalah ini? Apa yang harus kita lakukan untuk melanjutkan gerakan pendekatan antar-mazhab ini?
Kita harus bersikap transparan dan terus terang. Pertama-tama kita harus membangun kembali jembatan kepercayaan antara satu dan yang lain. Sepanjang sejarah jembatan itu telah dirobohkan berkali-kali oleh para tiran yang memegang tampuk kekuasaan. Para penguasa hanya memiliki hubungan yang baik dengan mazhab- yang mereka akui dan yang menguntungkan mereka. Seharusnya mereka membiarkan penganut mazhab lain berkeyakinan sesuai dengan pemikiran mereka. Tidak seharusnya mereka mengkafirkan, menyebut zindig (munafik) dan memusuhi penganut mazhab lain. Budaya pengkafiran yang diciptakan penguasa ini mempengaruhi kebanyakan orang dan membuat mereka terbiasa dengannya, meskipun tanpa tahu-menahu asal usul dan sebabnya. Konsekuensi dari tradisi buruk ini adalah para penganut mazhab yang tak dianggap resmi memilih untuk lari dan hidup menyendiri serta jauh dari interaksi sosial yang sehat. Mereka melakukan praktek taqiyah (menutupi keyakinan yang sebenarnya) dan berada dalam ketakutan.
Para penjajah datang ke tanah air kita pada abad ke-20, sedangkan kita masih dalam keadaan lalai dan belum menyadari seperti apakah hubungan ideal antar sesama Muslim, apapun mazhab mereka. Para penjajah kala itu dengan penuh kesadaran menjalankan siasatnya agar kita sama sekali melupakan isu persatuan ini, sehingga kita tidak dapat bangkit dengan kekuatan persatuan.
Melihat realita di atas, dapat kita katakan bahwa saat ini kita sedang menghadapi dua masalah besar dan berbahaya yang sedang mengancam gerakan pendekatan antar mazhab. Masalah petama, masalah perpecahanan kita. Perpecahanan ini memang didasari oleh faktor politik, namun kita sendiri yang tertipu dan justru mengikuti siasat tersebut. Kemudian perpecahan ini telah disusun secara rapi sebelumnya dan diarahkan sedemikian rupa hingga benar-benar merasuk dalam tubuh kaum Muslimin. Masalah kedua, problema yang ditimbulkan oleh para penjajah dan negara-negara adidaya kepada kita. Problema ini hanya dapat diatasi dengan dijalankannya strategi pendekatan antar mazhab Islam, sehingga terciptalah keamanan internal dan solodnya barisan kaum Muslimin saat berhadapan dengan mereka.
Untuk mewujudkan rencana ini, kita perlu memetakan pelbagai perkara dalam timbangan skala prioritas. Sebagian dari perkara tersebut berkaitan dengan akidah umat Islam, dan sebagian lainnya berkaitan dengan kondisi politik mereka. Mengenai perkara-perkara yang berkenaan dengan akidah, kita perlu memperhatikan beberapa masalah di bawah ini:
Pertama, kita perlu meniru Al Qur’an yang mengajarkan kita cara berdiskusi dan membahas sesuatu. Metode diskusi dan perbincangan yang diajarkan Al Qur’an akan mengantarkan kita keluar dari lingkaran egoisme dan kesempitan berpikir menuju sikap inklusif dan keterbukaan. Metode inilah yang disebut metode terbaik dalam berkomunikasi, dimana kedua belah pihak benar-benar mendapatkan penghormatan oleh lawan bicaranya.
Kedua, kita harus menjadikan Islam sebagai parameter tertinggi dalam berinteraksi. Seharusnya dua syahadat (bersaksi bahwa Allah Swt sebagai Pencipta alam semesta dan Nabi Muhammad saw sebagai utusan-Nya) dijadikan sebagai syarat terjaganya setiap Muslim dari kekufuran dan kebebasannya dalam berpendapat sesuai dengan mazhab yang diyakininya, sekaligus menjadi syarat perlindungan terhadap harta dan kekayaan yang dimilikinya.
Ketiga, seharusnya kata “kafir” dihapus dari kamus percakapan dan komunikasi antar Muslim. Seseorang tidak akan pernah keluar dari bingkai keimanan dan masuk dalam jurang kekufuran selama ia tidak bertentangan dengan prinsip dua syahadat tersebut.
Keempat, perbedaan mazhab seharusnya dianggap sebagai variasi dalam kesatuan. Ijtihad setiap mazhab tidak boleh dengan mudah dinilai melenceng dari garis Islam. Mazhab lain tidak boleh dianggap bodoh, bahkan musuh, hanya karena perbedaan cara berpikir dan sumbernya saja. Oleh karenanya, sudah merupakan tugas para pemikir Islam untuk menjadikan budaya komunikasi dan diskusi yang sehat sebagai budaya resmi mereka dimana tak seorang pun yang meragukan dampak positif hal ini.
Kelima, jiwa persahabatan, perdamaian, cinta dan kebebasan harus ditanamkan dalam diri setiap Muslim. Ini adalah tugas utama yang harus diemban oleh setiap cendekiawan dan ulama.
Keenam, pada situasi tertentu, perlu adanya sikap tegas terhadap pihak-pihak garis keras dan yang fanatik agar mereka sadar dan mengikuti aturan yang seharusnya. Sering kali terjadi, misalnya saat diadakan sebuah seminar pendekatan antar-mazhab, kita tidak leluasa mengutarakan pelbagai pendapat kita karena masih tetap ada saja rasa fanatik dalam diri kita, atau mungkin kita tidak menjelaskan kenyataan yang sebenarnya tentang suatu mazhab atau pihak lain karena kita tidak sejalan dengan mereka sehingga lawan bicara kita tidak mengetahui yang sebenarnya.
Ketujuh, menjalankan ajaran Al Qur’an, yakni saling menghormati dalam berdiskusi dan bertukar pendapat. Meskipun lawan bicara kita non-Muslim sekalipun, tentu ada titik-titik kesamaan yang dapat ditelusuri dalam pemikirannya dan ditanggapi dengan positif.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan berkenaan dengan kondisi politik adalah: Pertama, harus ada pemisah antara permasalahan primer dan permasalahan sekunder dalam masyarakat-Muslim. Sebagian dari permasalahan yang berkaitan dengan keseluruhan umat Islam tidak dapat dilakukan oleh seseorang atau tokoh tertentu yang mewakili beberapa kalangan atau juga sebuah partai yang semuanya mengatasnamakan umat Islam, karena kesalahan bertindak dalam hal ini akan membawa bahaya dan kerugian yang dampaknya akan menimpa umat Islam secara keseluruhan. Dengan kata lain, permasalahan yang mengyangkut kepentingan seluruh umat Islam hanya diselesaikan secara bersama dengan melalui pertimbangan yang matang. Adapun sebagian permasalah yang lainnya, yang bersifat terbatas pada dataran geografis, seperti permasalahan satu negara, adalah masalah yang tidak pokok. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan kondisi masyarakat Muslim setempat dan dengan memperhatikan mazhab-mazhab yang ada.
Kedua, negara-negara adidaya secara umum, dan Amerika secara khusus, adalah pihak-pihak yang menjadikan Islam dan penganutnya sebagai sasaran utama mereka. Umat Islam harus mengerti tindakan dan usaha kolektif apa yang harus dilakukan guna menghadapi mereka.
Ketiga, kita harus waspada dengan maraknya istilah-istilah seperti teroris, kekerasan, kejahatan dan lain sebagainya, yang mana semua kata-kata itu ditujukan kepada kita, umat Islam.
Keempat, kita harus memiliki sikap bersama dalam hal bagaimana seharusnya kita menghadapi upaya-upaya musuh yang berlawanan dengan persatuan umat Islam, juga dalam menyikapi istilah-istilah baru yang tersebar di tengah-tengah komunitas dunia, agar kesatuan umat Islam tetap terjaga.
Persatuan antar umat Islam bukan sekedar formalitas dan slogan belaka, bahkan berkaitan langsung dengan keberadaan Islam dan kaum Muslimin di panggung dunia yang keadaan mereka saat ini sedang terpuruk. Poin terakhir yang perlu kami ingatkan adalah, jika kita memang benar-benar tidak mampu mencapai persatuan, maka paling tidak kita harus bisa mengatur dan memahami perbedaan-perbedaan antara sesama kita, agar keutuhan kita sesama sebagai ummatan wahidah (umat yang satu) selalu terjaga.
Jalan terjal dan berliku yang kita sedang kita lewati begitu banyak. Kita sedang berada di situasi yang genting. sepanjang sejarah kita belum pernah menemukan keadaan umat Islam seperti saat ini. Karena itu, kita harus waspada dan bersikap bijaksana. Jika kita masih sibuk mengungkit perbedaan dan isu ikhtilaf mazhab, maka kita harus bersiap-siap untuk terus terpuruk dan kemudian mengalami kebinasaan

Rabu, 15 Mei 2013

18 November 2010

PEMERIKSAAN FISIK ANTENATAL CARE (ANC), PROSES PERSALINAN, PEMERIKSAAN FISIK BBL, PEMERIKSAAN FISIK POST PARTUM

A. PEMERIKSAAN FISIK ANTENATAL CARE (ANC)
Definisi Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.
(pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care)
Ante Natal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Prawirohardjo. S, 2006 :52).
Pelayanan antenatal.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
Tujuan:
1. menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat.
2. memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi.
3. menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
Status generalis / pemeriksaan umum.
Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi. Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan. Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat badan 75 kg. Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik lebih bermakna untuk prediksi sirkulasi plasenta). Kepala ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal, hypertensive / tension headache nyeri suboksipital berdenyut). Mata konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak.
Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan gusi, gigi-geligi. Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum. Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan penatalaksanaannya.
Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetric
Abdomen
Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen mungkin belum nyata).
Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus - pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi atas simfisis os pubis).
Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika :
· Leopold I
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus dengan kedua telapak tangan.
· Leopold II
Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin bagian keras bulat (kepala) janin.
· Leopold III
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di
atas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.
· Leopold IV
Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk / melewati pintu atas panggul (biasanya dinyatakan dengan satuan x/5) Jika memungkinkan dalam palpasi diperkirakan juga taksiran berat janin (meskipun kemungkinan kesalahan juga masih cukup besar). Pada kehamilan aterm, perkiraan berat janin dapat menggunakan rumus cara Johnson-Tossec yaitu : tinggi fundus (cm) - (12/13/14)) x 155 gram. Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi pada 5 detik pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama satu menit. Batas frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160 denyut per menit. Takikardi menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress pada janin (fetal stress), sementara bradikardi menunjukkan kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal distress/gawat janin).
Genitalia eksterna
Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang, luka / perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas. Inspeksi dalam menggunakan spekulum (in speculo) : Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa, alat spekulum Cusco (cocorbebek) dimasukkan ke vagina dengan bilah vertikal kemudian di dalam liang vagina diputar 90o sehingga horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks (permukaan, warna), keadaan ostium, ada/tidaknya darah/cairan/ discharge di forniks, dilihat keadaan dinding dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda radang atau kelainan lainnya. Spekulum ditutup horisontal, diputar vertikal dan dikeluarkan dari vagina.
Genitalia interna
Palpasi : colok vaginal (vaginal touché) dengan dua jari sebelah tangan dan bimanual dengan tangan lain menekan fundus dari luar abdomen. Ditentukan konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa ada/tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan bagian terbawah (JANGAN LUPA, SELALU PALPASI BIMANUAL PADA PEMERIKSAAN VAGINAL !!!!)
Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya disproporsi fetopelvik/sefalopelvik.
Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah :
1. perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan di meja operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan sangat hati-hati).
2. ketuban pecah dini - dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi (korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal touché) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi. Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan di atas 34-36 minggu, untuk memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin, penilaian serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan persalinan normal pervaginam. Alasan lainnya, pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal, akan sulit dan sakit untuk eksplorasi.
Pemeriksaan rektal (rektal touché) : dilakukan atas indikasi.
Pemeriksaan lanjutan
Jadwal kunjungan
Idealnya seperti di atas (sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan, 29-36 minggu setiap 2 minggu sekali dan di atas 36 minggu setiap minggu sekali).
Pada kunjungan pemeriksaan lanjutan, diperiksa :
1. Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi fundus uteri.
2. Terhadap janin diperiksa perkiraan besar / berat janin, presentasi dan letak janin, denyut jantung janin, aktifitas janin, perkiraan volume cairan amnion dan letak plasenta (jika memungkinkan dengan USG).
Laboratorium
Jika terdapat kelainan, ditatalaksana dan diperiksa ulang terus sampai mencapai normal. Jika sejak awal laboratorium rutin dalam batas normal, diulang kembali pada kehamilan 32-34 minggu. Periksa juga infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Hepatitis / HIV). Periksa gula darah pada kunjungan pertama, bila normal, periksa ulang pada kunjungan minggu ke 26-28, untuk deteksi dini diabetes mellitus gestasional.
Lain-lain
Pelvimetri radiologik (akhir trimester 3), jika diperlukan, untuk perhitungan jalan lahir. Pada trimester 3 akhir, pembentukan dan pematangan organ janin sudah hampir selesai, sehingga kemungkinan mutasi / karsinogen jauh lebih kecil dibandingkan pada trimester pertama / kedua. Tetap harus digunakan dosis radiasi sekecil-kecilnya. Ultrasonografi (USG) tidak berbahaya karena menggunakan gelombang suara. Frekuensi yang digunakan dari 3.5, 5.0, 6.5 atau 7.5 MHz. Makin tinggi frekuensi, resolusi yang dihasilkan makin baik tetapi penetrasi tidak dapat dalam, karena itu harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Nasehat untuk perawatan umum / sehari–hari
Aktifitas fisik
Dapat seperti biasa (tingkat aktifitas ringan sampai sedang), istirahat minimal 15 menit tiap 2 jam. Jika duduk/berbaring dianjurkan kaki agak ditinggikan. Jika tingkat aktifitas berat, dianjurkan untuk dikurangi. Istirahat harus cukup. Olahraga dapat ringan sampai sedang, dipertahankan jangan sampai denyut nadi melebihi 140 kali per menit.
Jika ada gangguan / keluhan yang mencurigakan dapat membahayakan (misalnya, perdarahan per vaginam), aktifitas fisik harus dihentikan.
Pekerjaan
Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat atau berhubungan dengan radiasi / bahan kimia, terutama pada usia kehamilan muda.
Imunisasi
Terutama tetanus toksoid. Imunisasi lain sesuai indikasi.
Bepergian dengan pesawat udara
Tidak perlu kuatir bepergian dengan menumpang pesawat udara biasa, karena tidak membahayakan kehamilan. Tekanan udara di dalam kabin kapal penumpang telah diatur sesuai atmosfer biasa.
Mandi dan cara berpakaian
Mandi cukup seperti biasa. Pemakaian sabun khusus / antiseptik vagina tidak dianjurkan karena justru dapat mengganggu flora normal vagina. Selain itu aplikasi sabun vaginal dengan alat semprot dapat menyebabkan emboli udara atau emboli cairan yang dapat berbahaya. Berpakaian sebaiknya yang memungkinkan pergerakan, pernapasan dan perspirasi yang leluasa.
Sanggama / coitus
Dapat seperti biasa, kecuali jika terjadi perdarahan atau keluar cairan dari kemaluan, harus dihentikan (abstinentia). Jika ada riwayat abortus sebelumnya, coitus ditunda sampai usia kehamilan di atas 16 minggu, di mana diharapkan plasenta sudah terbentuk, dengan implantasi dan fungsi yang baik. Beberapa kepustakaan menganjurkan agar coitus mulai dihentikan pada 3-4 minggu terakhir menjelang perkiraan tanggal persalinan. Hindari trauma berlebihan pada daerah serviks / uterus. Pada beberapa keadaan seperti kontraksi / tanda-tanda persalinan awal, keluar cairan pervaginam, keputihan, ketuban pecah, perdarahan pervaginam, abortus iminens atau abortus habitualis, kehamilan kembar, penyakit menular seksual, sebaiknya coitus jangan dilakukan.
Perawatan mammae dan abdomen
Jika terjadi papila retraksi, dibiasakan papillla ditarik manual dengan pelan. Striae / hiperpigmentasi dapat terjadi, tidak perlu dikuatirkan berlebihan.
Hewan piaraan
Hewan piaraan dapat menjadi carrier infeksi (misalnya, bulu kucing / burung, dapat mengandung parasit toxoplasma). Dianjurkan menghindari kontak.
Merokok / minuman keras / obat-obatan
Harus dihentikan sekurang-kurangnya selama kehamilan dan sampai persalinan, nifas dan menyusui selesai. Obat-obat depresan adiktif (narkotik dsb.) mendepresi sirkulasi janin dan menekan perkembangan susunan saraf pusat pada janin.
Gizi / nutrisi.
Makanan sehari-hari dianjurkan yang memenuhi standar kecukupan gizi untuk ibu hamil (detail cari/baca sendiri ya). Untuk pencegahan anemia defisiensi, diberi tambahan vitamin dan tablet Fe.

B. PROSES PERSALINAN
Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang selama sembilan bulan bersembunyi di dalam perut anda akan muncul terlahir ke dunia. Di sisi lain persalinan juga menjadi mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan. Ada baiknya para calon ibu mengetahui proses atau tahapan persalinan seperti apa, sehingga para calon ibu dapat mempersiapkan segala halnya guna menghadapi proses persalinan ini. Proses persalinan terbagi ke dalam empat tahap, yaitu :
1. Kala I : Tahap Pembukaan
In partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah, karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar karnalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Pada kala ini terbagi atas dua fase yaitu:
· Fase Laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm
· Fase aktif: yang terbagi atas 3 subfase yaitu akselerasi, steady dan deselerasi
Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena adanya kontraksi rahim secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir. Pada setiap kontraksi rahim, bayi akan semakin terdorong ke bawah sehingga menyebabkan pembukaan jalan lahir. Kala I persalinan di sebut lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang berarti pembukaan sempurna dan bayi siap keluar dari rahim.
Masa transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu. Menjelang berakhirnya kala I, pembukaan jalan lahir sudah hampir sempurna. Kontraksi yang terjadi akan semakin sering dan semakin kuat. Anda mungkin mengalami rasa sakit yang hebat, kebanyakan wanita yang pernah mengalami masa inilah yang merasakan masa yang paling berat. Anda akan merasakan datangnya rasa mulas yang sangat hebat dan terasa seperti ada tekanan yang sangat besar ke arah bawah, seperti ingin buang air besar.
Menjelang akhir kala pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila pembukaan jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan proses persalinan memasuki kala II.
2. Kala II : Tahap Pengeluaran Bayi
Pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Anda merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waku mengedan, kepala janin mulai kelihatan, vulva (bagian luar vagina) membuka dan perineum (daerah antara anus-vagina) meregang. Dengan mengedan terpimpin, akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Ibu akan merasakan tekanan yang kuat di daerah perineum. Daerah perineum bersifa elastis, tapi bila dokter/bidan memperkirakan perlu dilakukan pengguntingan di daerah perineum (episiotomi), maka tindakan ini akan dilakukan dengan tujuan mencegah perobekan paksa daerah perineum akibat tekanan bayi.
3. Kala III; Tahap Pengeluaran Plasenta
Dimulai setelah bayi lahir, dan plasenta akan keluar dengan sendirinya. Proses melahirkan plasenta berlangsung antara 5-30 menit. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. Dengan adanya kontraksi rahim, plasenta akan terlepas. Setelah itu dokter/bidan akan memeriksa apakah plasenta sudah terlepas dari dinding rahim. Setelah itu barulah dokter/bidan membersihkan segalanya termasuk memberikan jahitan bila tindakan episiotomi dilakukan
4. Kala IV; Tahap Pengawasan
Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selam kurang lebih dua jam. Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari vagina, tapi tidak banyak, yang berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding rahim tempat terlepasnya plasenta, dan setelah beberapa hari anda akan mengeluarkan cairan sedikit darah yang disebut lokia yang berasal dari sisa-sisa jaringan. Pada beberapa keadaan, pengeluaran darah setelah proses kelahiran menjadi banyak. Ini disebabkan beberapa faktor seperti lemahnya kontraksi atau tidak berkontraksi otot-otot rahim. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan sehingga jika perdarahan semakin hebat, dapat dilakukan tindakan secepatnya.
LUKA Pada Vagina dan Leher Rahim Pada Proses Persalinan Normal
Kadang-kadang saja terjadinya, yaitu adanya luka atau robekan pada vagina dan atau leher rahim, yang kecil atau yang besar. Tandanya adanya pendarahan yang berlebihan walaupun mungkin kejadian ini akan terlihat oleh dokter setelah persalinan. Umumnya semua luka yang panjangnya lebih dari dua sentimeter atau yang terus mengeluarkan darah banyak akan dijahit. Bila selama persalinan tidak digunakan anastesi maka akan diberikan anestesi lokal sebelum penjahitan.
Pendarahan Pasca Lahir
Pendarahan terjadi pasca persalinan itu adalah pendarahan yang berat dan serius walaupun ini jarang terjadi namun harus segera dirawat. Umumnya tidak ada dampak yang serius jika cepat ditangani. Pendarahan yang berlebihan dapat terjadi bila rahim terlalu lemas dan tidak mengkerut akibat proses persalinan yang lama dan melelahkan. Persalinan yang traumatik, rahim yang pernah mengembang terlalu besar karena mengandung janin yang terlalu besar atau cairan amnion yang terlalu banyak, bentuk plasenta yang tidak normal atau yang mengalami pemisahan terlalu dini, adanya fibroid sehingga mengganggu terjadinya kontraksi simetris pada rahim atau kondisi umum ibu yang lemah keika persalinan.
Pendarahan yang berlebihan dapat timbul segera setelah persalinan karena luka yang tidak diperbaiki pada rahim, leher rahim, vagina atau tempat lain di pinggul atau karena rahim robek atau rahim terbalik. Dapat pula pendarahan timbul satu atau dua minggu setelah persalinan jika sisa-sisa plasenta masih tertinggal pada rahim. Infeksi juga dapat menyebabkan pendarahan pasca lahir segera atau berminggu-minggu kemudian. Pendarahan pasca lahir lebih sering terjadi pada wanita yang pernah mengalami plasenta previa atau pecahnya plasenta sebelum persalinan. Jarang terjadi penyebab pendarahan pada ibu yang sebelumnya tidak terdiagnosa atau disebabkan oleh penggunaan aspirin atau obat lain yang dapat mengganggu pembekuan darah.
Pendarahan yang tidak normal pasca persalinan yaitu pendarahan yang membasahi pembalut wanita dalam waktu satu jam, selama beberapa jam atau warna darah yang masih menyala setelah hari keempat pasca kelahiran, terutama jika pendarahan tidak melambat jika anda beristirahat, berbau busuk, gumpalan darah yang besar, nyeri dan atau pembengkakan di perut bagian bawah setelah lewat hari-hari pertama pasca lahir.
Jika sudah terjadi hal-hal yang tersebut di atas sebagian ataupun keseluruhan maka harus segera dilakukan tindakan medis sesuai penyebab pendarahan. Dokter akan mencoba beberapa cara untuk menghentikan pendarahan di antaranya: pemijatan pada rahim untuk membantu rahim agar berkontraksi, pemberian obat-obatan untuk membantu kontraksi rahim, mencari dan memperbaiki luka, mengeluarkan sisa plasenta. Jika pendarahan tidak dapat dihentikan maka dilakukan cara selanjutnya yaitu menginfus dan bila perlu transfusi darah. Bila sebabnya gangguan dalam pembekuan darah maka diberikan obat pembekuan darah dan antibiotik untuk mencegah infeksi. Kadang-kadang pembalut dimasukkan ke dalam rahim selama 6-24 jam untuk menghentikan pendarahan atau bila perlu dilakukan pengikatan pada pembuluh darah besar di rahim. Bila usaha yang dilakukan semuanya belum berhasil kemungkinan terburuk rahim akan diangkat.
Akan tetapi umumnya pendarahan pasca lahir dapat berhasil dengan baik dan ibu akan pulih dengan segera.
Infeksi Pasca Lahir
Adalah infeksi yang berhubungan dengan kelahiran anak, jarang terjadi pada wanita yang mendapatkan perawatan medis yang baik dan telah mengalami persalinan melalui vagina yang tidak berkomplikasi. Infeksi pasca lahir yang paling sering terjadi adalah endometritis yaitu infeksi pada endometrium atau pelapis rahim yang menjadi peka setelah lepasnya plasenta, lebih sering terjadi pada proses kelahiran caesar, setelah proses persalinan yang terlalu lama atau pecahnya membran yang terlalu dini. Juga sering terjadi bila ada plasenta yang tertinggal di dalam rahim, mungkin pula terjadi infeksi dari luka pada leher rahim, vagina atau vulva.
Tanda dan gejalanya akan berbeda bergantung dari asal infeksi, sedikit demam, nyeri yang samar-samar pada perut bagian bawah dan kadang-kadang keluar dari vagina berbau tidak enak yang khas menunjukkan adanya infeksi pada endometrium. Pada infeksi karena luka biasanya terdapat nyeri dan nyeri tekan pada daerah luka, kadang berbau busuk, pengeluaran kental, nyeri pada perut atau sisi tubuh, gangguan buang air kecil. Kadang-kadang tidak terdapat tanda yang jelas kecuali suhu tunbuh yang meninggi. Maka dari itu setiap perubahan suhu tubuh pasca lahir harus segera dilakukan pemeriksaan.
Untuk mengatasinya biasanya dilakukan pemberian antibiotik, tetapi harus segera diberikan sesegera mungkin agar hasilnya efektif. Dapat pula dilakukan biakkan untuk menentukan jenis bakteri, sehingga dapat diberikan antibiotik yang tepat.
Terbaliknya Rahim
Setelah kelahiran bayi, ada proses persalinan yang kadang-kadang plasenta tidak seluruhnya terkelupas dan ketika muncul, ia menarik fundus atau bagian puncak rahim ikut bersamanya, akibatnya rahim akan membalik seperti kaos kaki yang terbalik. Gejala terbaliknya rahim adalah perdarahan yang berlebihan dan kadang-kadang terdapat tanda-tanda syok pada ibu. ketika menekan perut ke bawah, dokter tidak dapat merasakan adanya rahim dan pada pembalikan rahim yang lengkap sebagian dari rahim akan dapat terlihat di vagina.
Wanita yang beresiko tinggi akan terbaliknya rahim (walaupun resiko ini tetap masih sangat kecil) adalah mereka yang sebelumnya telah sering melahirkan atau mengalami proses awal persalinan (labor) yang terlalu lama lebih dari 24 jam, mereka yang plasentanya tertanam melewati bagian puncak rahim (fundus) atau tertanam pada tempat yang tidak normal, dan mereka yang mendapatkan magnesium sulfat selama proses awal persalinan. Rahim juga dapat membalik ketika ia terlalu lemas atau bila fundus tidak diam di tempatnya ketika plasenta dikeluarkan pada tahap kelahiran ketiga.
Pada umumnya rahim dapat dikembalikan ketempatnya dengan tangan walaupun kadang digunakan teknik lain. Mungkin diperlukan pemberian cairan intravena dan transfusi darah bila terjadi pendarahan yang berat. Obat-obatan misalnya magnesim sulfat dapat diberikan untuk membantu melumaskan rahim sehingga dapat dikembalikan ke tempatnya. bila terdapat sisa-sisa plasenta yang terdapat dalam rahim mereka dapat dikeluarkan sebelum atau sesudah rahim dikembalikan ke tempatnya. Pada kasus yang jarang terjadi, rahim tidak dapat dikembalikan ke tempatnya dengan tangan dan memerlukan pembedahan pada perut. setelah penempatan kembali, biasanya perut akan terus ditekan agar rahim tetap berada pada tempatnya dan diberikan eksitosin atau obat lain untuk membuatnya kencang dan tidak membalik kembali. Mungkin juga akan diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
C. PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.
Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir
Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
Pastikan pencahayaan baik
Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat
Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
  1. kapas
  2. senter
  3. termometer
  4. stetoskop
  5. selimut bayi
  6. bengkok
  7. timbangan bayi
  8. pita ukur/metlin
  9. pengukur panjang badan
PROSEDUR
  1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
  2. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan, sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal
  3. Susunalat secara ergonomis
  4. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
  5. Memakai sarung tangan
  6. Letakkan bayi pada tempat yang rata
PENGUKURAN ANTHOPOMETRI
1. Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi
2. Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur
3. Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.
4. Ukur lingkar dada
Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada ( pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu)
Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Ø Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21
Ø Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
Ø Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya
2. Wajah
wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
3. Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
Ø Periksa jumlah, posisi atau letak mata
Ø Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
Ø Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
Ø Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina
Ø Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
Ø Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
Ø Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down
4. Hidung
Ø Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.
Ø Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring
Ø Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis kongenital
Ø Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan
5. Mulut
Ø Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia
Ø Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut)
Ø Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak
Ø Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibat Epistein’s pearl atau gigi
Ø Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)
6. Telinga
Ø Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
Ø Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
Ø Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas
Ø Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)
Ø Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal
7. Leher
Ø Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher
Ø Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis
Ø Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Ø Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.
8. Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur
9. Tangan
Ø Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah
Ø Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur
Ø Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
Ø Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
Ø Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan
10. Dada
Ø Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan
Ø Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris
Ø Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal
11. Abdomen
Ø Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan
Ø Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
Ø Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya
Ø Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten
12. Genetalia
Ø Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis
Ø Periksa adanya hipospadia dan epispadia
Ø Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
Ø Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
Ø Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
Ø Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)
13. Anus dan rectum
Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya. Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan
14. Tungkai
Ø Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan
Ø Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
Ø Periksa adanya polidaktili atau sidaktili pada jari kaki
15. Spinal
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra
16. Kulit
Perhatikan kondisi kuli bayi.
Ø Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
Ø Periksa adanya pembekakan
Ø Perhatinan adanya vernik kaseosa
Ø Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan
17. jelaskan pada ibu atau kelurga tentang hasil pemeriksaan
18. Rapikan bayi
19. Bereskan alat
20. Lakukan pendokumentasian tindakan dan hasil pemeriksaan
D. PEMERIKSAAN FISIK POSTPARTUM
1. Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.
2. BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung bradi cardy, suhu 36,2-38, Respirasi 16-24)
3. Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi pengecapan; pendengaran, dan leher.
4. Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan puting susu, stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran kelenjar getah bening diketiak.
5. Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus uterus, konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi uterus, nyeri, perabaan distensi blas.
6. Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina (licin, kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang. Perineum : Keadaan luka episiotomy, echimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage. Lochia (warna, jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr alba), Anus : hemoroid dan trombosis pada anus.
7. Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi, kekuatan otot

DAFTAR PUSTAKA